Eksekusi Pengosongan Hotel Garden Palace di Surabaya Ricuh

Merdekapostnews.com – Surabaya,Jatim – Eksekusi pengosongan Hotel Garden Palace di Surabaya berlangsung ricuh. Petugas juru sita dari Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, didampingi aparat kepolisian, menghadapi perlawanan dari pihak pengelola hotel, PT Mas Murni Indonesia (MAMI), yang menolak pengosongan tersebut.

Kericuhan terjadi ketika petugas berusaha memasuki lobi hotel yang dihalangi oleh pihak pengelola. Aksi saling dorong tak terhindarkan, dan petugas terpaksa memecahkan pintu kaca lobi untuk masuk. Proses pengosongan dimulai sekitar pukul 10.30 WIB, saat masih banyak tamu yang belum melakukan checkout, sehingga mereka harus keluar melalui pintu belakang.

Eksekusi ini didasarkan pada penetapan permohonan eksekusi yang diteken Ketua PN Surabaya, atas permintaan PT Tunas Unggul Lestari (TUL), pemenang lelang aset hotel seluas 8.000 meter persegi. Aset tersebut dilelang karena PT MAMI tidak mampu melunasi kredit di Bank Victoria.

Pihak PT MAMI menyatakan keberatan atas eksekusi ini, menganggap proses lelang tidak transparan dan harga aset terlalu murah dibandingkan nilai pasar. Mereka mempertimbangkan untuk melaporkan pihak terkait secara pidana.

Sementara itu, pengacara PT TUL menegaskan bahwa pemenang lelang dilindungi undang-undang, dan eksekusi telah sesuai prosedur hukum. Belum ada kepastian mengenai rencana PT TUL terhadap aset Hotel Garden Palace setelah penguasaan.

Pada awak media Manager hotel Garden Palace Peter menyampaikan, “Marilah kita kita hormati proses yang sedang berjalan, di samping itu mengutamakan rasa kemanusiaan, didalam sini masih ada 120 karyawan aktif, dimana satu karyawan itu menafkahi 2 sampai 3 orang, kalau kita hitung hitung sam pendukungnya ada 500 perut. Mereka semua berkeluh kesah kepada saya kalau hari ini ditutup trus kita makan apa,,?? 500 perutnya orang ini makan apa,, jadi disini juga ada tenen, barangnya juga sewa menyewa yang kita perlu waktu, mari kita hormatilah. Kita lebih baik dengan damai, kalau memang sudah ditentukan hukum ini final ya jangan sakleklah,, nanti bisa timbul Keos, yang didalam gak mau ini. Ditutup sekarang mana mau,, lebih baik kita duduk bersama kita bicarakan, step-stepnya apa, intinya perlu waktu untuk semuanya berjalan dengan smooth. Marilah kita utamakan kepentingan dari rakyat kecil. Rakyat kecil 500 orang perutnya gimana,,?,, ucapnya.

Lebih lanjut Peter menambahkan, ” Didalam akan ada event sampai akhir tahun, didalam ada gereja , gym dan meeting-meeting semua sedang berjalan. Nanti ditemukan titik temu, marilah kita bersama-sama kita atur semua, masa semua barang – barang ini dibongkar mau diangkut semua, karyawan disuruh pergi, trus besuk makan apa,,?? jelasnya. (Tim/red)

Exit mobile version