Jelang MUSDA XI Partai GOLKAR Gresik, Penasehat AMPI Gresik Berpesan

Merdekapostnews.com – Gresik,Jatim – Perhelatan Musyawarah Daerah XI Partai Golkar Kabupaten Gresik sudah semakin dekat, dari sekian banyak nama calon pengganti H. Ahmad Nurhamim, S.Pi, M.Si sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Gresik yang terpilih pada MUSDA tanggal 12 Juli 2020. Rumor pun beredar, dari sekian orang kandidat mengerucut pada beberapa nama, ada juga yang rumor sudah aklamasi pada satu calon. Berbagai isu baik internal maupun eksternal bermunculan, asumsi-asumsi, opini-opini berseliweran menjadi topik pembicaraan baik dikalangan kader dan anggota partai golkar maupun obrolan warung kopi pemerhati dunia politik di kabupaten Gresik.

Pada kegiatan AMPI yang merupakan organisasi yang didirikan oleh Partai Golkar, Penasehat DPD AMPI Kabupaten Gresik Ulul Azmi Rizal menyampaikan kepada seluruh kader AMPI Kabupaten Gresik untuk menjaga soliditas, ditengah hiruk pikuk suksesi kepemimpinan Partai Golkar Kabupaten Gresik dalam waktu dekat. Hal ini dimaksudkan supaya keberlanjutan kepemimpinan Partai Golkar Kabupaten Gresik dapat berjalan, memang tidak sempurna kepemimpinan Pak Nur dalam 10 tahun ini namun diakui maupun tidak sudah banyak yang telah diperbuat beliau menjaga Partai Golkar Kabupaten Gresik eksis di tengah gempuran pemilu 2024 tahun lalu.

Baca juga  Hadiri Sedekah Bumi, Wabup Gresik Bu Min Ajak Warga Rawat Tradisi dan Budaya

Ke depan, kami berharap siapa pun yang menggantikan kepemimpinan DPD Partai Golkar Kabupaten Gresik piawai mengkolaborasi segala komponen Partai Golkar yang dimiliki, struktural partai, kader dan anggota hingga ormas dan hasta karya merebut kembali kejayaan Partai Golkar. Dengan doktrin karya kekaryaan kepada kader dan anggota nya yaitu karya siaga gatra praja yang berorientasi pada program (program oriented) dan atau pemecahan masalah (problem solving).

Menurut hemat Ulul Azmi Rizal, Partai Golkar Kabupaten Gresik saat ini sudah dimasuki oleh kelompok politik yang berdasar primordialisme (ikatan sosial berupa nilai, norma yang bersumber etnik, ras, tradisi dan kebudayaan) dan sektarianisme (pembela sekte, madzhab, kepercayaan, pandangan tertentu). Hal ini mengkhawatirkan yang akan melahirkan konflik ideologi yang bermuara pada pertentangan, perpecahan dan bahkan disintegrasi partai golkar. Karya kekaryaan adalah perbuatan (amal shalih) yang dilakukan secara sadar, terencana, sistematis dan menyeluruh untuk mendatangkan kebermanfaatan bagi seluruh masyarakat, tidak hanya kader dan anggota partai golkar saja.

Euphoria politik internal jelang MUSDA XI Partai Golkar Kabupaten Gresik sebagai panglima kehidupan agaknya akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan partai yang berakibat terjerembab dalam miskin kader dan anggota serta keterbelakangan Partai Golkar Kabupaten Gresik mendatang. Semoga semua Pimpinan Partai Golkar yang ada di Kabupaten Gresik mulai DPD, PK, PD dan Pimpinan Ormas/ Hasta Karya menjadikan Musyawarah Daerah XI nanti sebagai momentum muhasabah diri dan membangun diri guna mewujudkan masyarakat yang merdeka, bersatu, adil dan makmur kata Ulul Azmi Rizal pada penutupnya. (tim/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *