Merdekapostnews.com – Mojokerto,Jatim – Menjawab tantangan pendidikan abad 21 yang menuntut keterampilan berpikir kritis dan ilmiah, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Program Studi Pendidikan Kimia melatih 54 guru kimia dari Mojokerto untuk menerapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbasis keterampilan argumentasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang diselenggarakan di SMAN 1 Bangsal, Mojokerto, pada Sabtu (21/6). Pelatihan dibuka secara resmi oleh sejumlah pejabat pendidikan, yaitu Dr. Muhammad Djasuli, M.Si. (Pengawas Pembina MGMP Kimia), Wardoyo, S.Pd., M.Pd. (Kepala SMAN 1 Bangsal), dan Imron Rosadi, S.T., M.Kom. (Kasi SMA/PKLK Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kab/Kota Mojokerto).
Dalam pelatihan ini, para guru dibekali pemahaman teoretis dan praktik langsung terkait pentingnya keterampilan argumentasi dalam pembelajaran abad 21. Mereka juga mengikuti workshop penyusunan rencana PTK dengan mengembangkan instrument penelitian dan perangkat pembelajaran berbasis keterampilan argumentasi, sebagai tahapan awal sebelum implementasi di kelas masing-masing.
“Sebagai institusi pencetak calon guru dan pendidik profesional, kami di Program Studi Pendidikan Kimia UNESA berkomitmen untuk terus menjembatani dunia akademik dengan praktik nyata di lapangan. Melalui pelatihan ini, kami ingin mendampingi para guru untuk tidak hanya menguasai konten kimia, tetapi juga menghadirkan pembelajaran yang menumbuhkan daya pikir kritis, argumentatif, dan ilmiah pada siswa. Kami percaya, perubahan besar dalam pendidikan dimulai dari ruang kelas, dan guru adalah aktor utamanya,”
— ujar Prof. Utiya Azizah, M.Si., Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia UNESA.
Pelatihan ini menghadirkan jajaran narasumber dan pendamping dari akademisi UNESA yang kompeten di bidang pendidikan dan penelitian, antara lain:
Dr. Rusmini, M.Pd., Dr. Muchlis, M.Si., Prof. Rudiana Agustini, M.Si., dan Prof. Harun Nasrudin, M.Si.
“Argumentasi tidak hanya membantu peserta didik membangun pemahaman konseptual, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis, menganalisis data, dan mengkomunikasikan gagasan secara logis. Sayangnya, keterampilan ini masih jarang dikembangkan secara optimal di kelas kimia,” tambah Dr. Amiq Fikriyati, M.Pd., salah satu nara sumber utama.
Tahap selanjutnya dari program ini adalah pendampingan implementasi PTK di kelas selama Juli–Agustus 2025. Para guru akan melaksanakan tindakan di kelas, mendokumentasikan proses dan hasilnya, serta menyusun laporan sebagai bentuk refleksi dan pengembangan berkelanjutan.
Adapun luaran yang ditargetkan dari kegiatan ini meliputi:
Laporan Akhir Pembelajaran (LAPD) berbasis keterampilan argumentasi (yang akan diusulkan untuk HAKI),
Soal evaluasi keterampilan argumentasi,
Rencana PTK yang siap direplikasi dan dikembangkan lebih lanjut.
“Dengan pelatihan ini, kami tidak hanya belajar metode baru mengajar, tapi juga bagaimana menumbuhkan pola pikir ilmiah pada peserta didik,” ujar salah satu peserta dengan semangat.
Melalui kegiatan ini, UNESA mendorong terwujudnya transformasi nyata dalam pembelajaran kimia dengan menjadikan kelas bukan hanya tempat menyampaikan materi, tetapi ruang yang mendorong siswa berpikir kritis, berdiskusi aktif, dan berargumentasi secara ilmiah. Sebagai Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) unggulan, UNESA berkomitmen untuk terus memperkuat kompetensi guru secara berkelanjutan demi menciptakan pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad 21. (tim/red)